Kembali Promil Part 2: Pengalaman Inseminasi Buatan di RSKIA Sadewa Jogja

Hi all. Di artikel “kembali promil part 1” kemarin, sy menjanjikan untuk menuliskan pengalaman inseminasi secara terpisah. Bagi yang bertanya-tanya “kok udah inseminasi sih mbak? Kenapa gak promil alami dulu?”, kalian perlu baca dulu kisah promilku sebelumnya yaa (ada 10 part dari bit.ly/nzpromil1)hehe. Lalu apa alasan yang mendasari kami kok mantap untuk inseminasi sih, kisahnya ada di cerita “Kembali Promil Part 1” yaa (http://bit.ly/nzpromil11).

 

Oiya, disclaimer dulu: Tulisan ini murni adalah pengalaman pribadi sy. Apabila sy menuliskan obat-obat yg didapatkan selama program, seluruh obat tsb atas RESEP DOKTER. Jadi jangan coba-coba membeli obat tsb secara bebas yaa karena kondisi masing-masing pasangan berbeda-beda. 


Yap, akhirnya setelah konsultasi hasil USG Testis ke androlog RSKIA Sadewa (dr. Seso) di 21 November 2020, sy melakukan reservasi inseminasi dg dr. Agung. Sy reservasi dulu sesuai dengan prediksi mens hari ke-2 di bulan Desember (16 Des 2020). Sebelum menjelang mens siklus Desember, sy sempatkan untuk kepo-kepo tentang pengalaman inseminasi dari orang-orang melalui blog maupun youtube. Sy juga mencoba menambah wawasan sy tentang proses inseminasi itu sendiri di beberapa artikel ilmiah dan video di youtube agar sy punya gambaran.

 

Dari pengalaman orang-orang, ada yang berhasil setelah 1x siklus inseminasi, namun ada pula yang gagal bahkan setelah 4x siklus inseminasi. Oleh karena itu, penting banget yaa teman-teman untuk menyiapkan hati. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, namun kembali lagi Allah yg menentukan. Apabila teman-teman sudah mantap memutuskan program hamil, maka harus siap dengan segala hasilnya, entah berhasil atau masih belum beruntung.

 

Oiya sebelum memulai promil inseminasi ini, sy juga meminta izin ke manajemen kantor karena tentu saja jika sy akan menjalani inseminasi, sy juga perlu memanajemen stress, hehehe. Alhamdulillah banget manajemen kantor maupun tim peneliti, orangnya baik-baik banget. Sy izin untuk WFH full selama satu bulan dan sedikit mengurangi porsi pekerjaan.

=======================================

Tanggal 15 Desember 2020 tiba dan haid sy pun datang sehingga pas banget nih 16 Desember 2020 sy haid hari ke-2 dan sudah reservasi di bulan sebelumnya. Sy juga lega karena dapat antrian nomor 2, jadi tidak perlu antre lama hehe.

 

Saat bertemu dg dr. Agung Dewanto, SpOG KFER, PhD, sy langsung menyampaikan untuk inseminasi. Karena sebelumnya sy sudah promil lama dg beliau, maka tidak perlu pemeriksaan tambahan. Yang penting bawa hasil analisa sperma terbaru dan hasil HSG yg dulu pernah sy lakukan.

 

Serangkaian proses inseminasi sbb:

1. Edukasi kesehatan

dr. Agung menjelaskan kepada kami tentang proses inseminasi dan peluang keberhasilannya. Proses inseminasi dijelaskan dengan media bantu mini replika alat reproduksi wanita sehingga mempermudah kami untuk memahaminya. Pada intinya inseminasi ini merupakan prosedur medis yang dilakukan untuk memperpendek perjalanan sperma menuju ke saluran tuba (tempat pembuahan) sehingga meningkatkan peluang terjadinya pembuahan.

 

Bedanya dengan bayi tabung apa? Kalau bayi tabung, proses pertemuan sel telur dan sel sperma dilakukan di luar tubuh, yaitu di sebuah cawan/preparat medis. Sehingga pembuahan terjadi di luar dan yang ditransfer ke dalam rahim adalah embrio. Sementara itu kalau inseminasi, pertemuan sel telur dan sel sperma terjadi di dalam organ reproduksi wanita (tuba falopi/saluran tuba) dan yang ditransfer ke dalam rahim dengan menggunakan kateter kecil adalah sperma yang fresh setelah dilakukan pencucian (preparasi sperma) dan pemilihan sperma dg kualitas yang baik. Misal teman-teman masih bingung, bisa googling yaaa proses inseminasi dan banyak juga videonya hehe.

 

Peluang keberhasilannya memang terbilang kecil 10-20% saja tergantung dari kondisi masing-masing pasangan. Semakin sering melakukan siklus inseminasi, maka peluangnya semakin besar.


2. Pemeriksaan awal folikel sel telur di mens hari ke-2

Oke, lanjut, setelah diberi penjelasan, sy diminta berbaring untuk dilakukan pemeriksaan dengan USG TransV. Lama banget deh enggak ketemu sama “golok” ini hehe. Dokter memantau jumlah folikel sel telur yg ada di ovarium kanan dan kiri. Sy agak lupa jumlahnya berapa kalau ga salah ingat kanan 5 dan kiri 7. Nah folikel ini nantinya akan dibantu “dibesarkan” dengan obat untuk mencapai ukuran tertentu agar bisa dipecahkan satu hari sebelum proses inseminasi dilakukan.


Gambar transducer USG Trans V

Sumber: google


3. Pemberian resep obat pembesar folikel telur diminum saat mens hari ke-2 sampai hari ke-6

Setelah pemeriksaan USG Trans V, dokter memberikan resep obat pembesar folikel telur berupa tablet “Femaplex” 2.5 mg sebanyak 10 tablet. Obat ini mulai diminum di mens hari ke-2 pukul 21.00 WIB. Sehari hanya 1x minum obat saja namun sekali minum langsung 2 tablet. Obat ini diminum selama 5 hari (tanggal 16-20 Des 2020). Oiya untuk mempermudah jadwal-jadwal obat, sy diberikan lembar jadwal program inseminasi seperti pada gambar berikut

Gambar Flow chat jadwal inseminasi buatan

Sumber: Dokumentasi pribadi

 

4. Rapid test suami istri sebelum menebus obat

Well, karena pandemi COVID-19, semua pasien yang akan inseminasi, wajib untuk melakukan rapid test antibodi (saat itu belum tersedia rapid antigen di RS tsb). Oiya karena inseminasi ini dilakukan oleh suami dan istri, maka keduanya wajib rapid test. Jadi siap-siap biaya tambahan untuk rapid yaa guysss. Kami berdua rapid di laboratorium RSKIA Sadewa biar sekalian ajaa. Setelah selesai rapid baru bisa menebus obatnya. Sy diperbolehkan minum obat mulai malam ini walau hasil rapid belum keluar. Rapid tes yang kami jalani adalah rapid test yang kuantitatif guys jadi hasilnya ga bisa langsung gitu. Misal hasil rapid reaktif, maka kami ga bisa lanjut ke step berikutnya. Jadi hanya sampai step minum tablet pembesar folikel saja. Jika hasil rapid test non reaktif, maka kami bisa lanjut ke tahap berikutnya.

 

Oiya, sebelum meninggalkan RS, bidan menyampaikan jika hasil rapid test kami non reaktif, maka di tanggal 21 Des 2020 sy harus ke RS lagi untuk mulai injeksi pembesar folikel. Dokter sudah memberi resep untuk menebus obat injeksi ini di hari H injeksi. Pembayaran obat injeksi bisa dilakukan saat hari H injeksi. Biaya total untuk pertemuan pertama Rp 968.000,-.

=======================================


5. Minum obat pembesar folikel selama 5 hari

Guys jadi malam hari setelah periksa, sy langsung minum obat pembesar folikelnya. Suami juga minum antibiotik guys Chloramphenicol 500mg sehari 4x, hehe. Karena sediaan obatnya 250mg, sekali minum langsung 2 kaplet guys hihi. Suami minum antibiotic ini karena ada riwayat leukositosis di hasil analisa spermanya guys. Jd harapannya saat pengambilan sperma di hari H inseminasi, bisa terhindar dari si leukosit. Tapi kembali sy sampaikan bahwa semua obat ini harus dengan RESEP DOKTER yaa guys.

 

Selama 5 hari sy minum obat pembesar folikel, tidak ada efek samping apa-apa sih guys. Sy juga dapat info kalau hasil rapid test kami non reaktif, alhamdulillah. Oiya setelah menstruasi selesai, tetap boleh berhubungan suami istri yaaa guys. Tidak ada larangan. Nah karena sy orangnya tuh suka penasaran, sy sempat kepo juga tentang pilihan obat pembesar folikel. Kenapa sy diberi yang Femaplex, kok bukan Dipthen. Jawabannya terlalu medis, jadi silakan yg tertarik bisa baca artikel ilmiah berikut yaaa. Bagi yang bingung, ga usah baca gapapa, tidak mempengaruhi esensi apa-apa kok hehe.

Link journal article: 10.1097/MD.0000000000021006

=======================================


6. Injeksi pembesar folikel sel telur di hari ke-7 sampai hari ke-9

Setelah 5 tablet pembesar folikel habis, pagi harinya tanggal 21 Desember 2020 bergegas ke RSKIA Sadewa kembali. Sy membawa resep dokter dan lembar kegiatan inseminasi yang diberikan saat periksa dg dr. Agung tanggal 16 Desember lalu. Sampai di RS sekitar pukul 08.00 WIB, pagi banget guys dan sepi banget hehe. Setelah obat dipersiapkan, sy diminta untuk ke ruang tindakan. Sy diminta berbaring dan obat siap disuntikkan ke area bawah pusar dengan sudut suntikan 90 derajat. Kalau istilah medisnya, pemberian obat melalui subcutan biasanya agak dicubit sedikit saat menyuntikkannya. Oiya obat injeksinya namanya GONAL F dosis 100 IU per injeksinya. Rasanya agak panas guys saat obat mulai disuntikkan. Oiya jangan bayangkan pakai jarum yang panjang yaa. Ini obatnya dikemas sedemikian rupa sehingga jarumnya pendek seperti gambar berikut (sy ambilkan gambar dari google karena saat hari H tidak sempat mengambil gambar).

Gambar alat injeksi Gonal

Sumber: Google


Well, cepet banget proses injeksi ini. Setelah itu, sy membayar obat untuk 3x injeksi. Sebenernya boleh sih misal mau dibayar per injeksi, namun bagiku ribet harus setiap hari bayar hehe. Bidan menawarkan untuk membawa obatnya dan sy bisa suntik sendiri di rumah. Namun sy memilih untuk suntik di RS saja karena khawatir kalau sy bawa obatnya pakai motor nanti kena panas dan lain lain bisa merusak obat. Maklum rumah sy ke RSKIA Sadewa jauh guys bisa 30-45 menit perjalanan. Sy awalnya sudah beli cool-box namun karena belinya online, barangnya belum sampai saat dibutuhkan hehe.  Jadi yasudah sy mending suntik ke RS aja, toh hanya 3x. Setiap pagi sy suntik ke RS dari tanggal 21-23 Des 2020. Total biaya injeksi Rp 2.818.000,-.

=======================================


Guys, agar tidak kepanjangan, cerita lanjutannya ada di Part 3 yaaa. Rincian total biaya inseminasi juga sy cantumkan di Part 3. Terima kasih sudah membaca.


To be continued....

No comments:

Post a Comment