PENGALAMAN PROMIL PART 8: PERIKSA KE ANDROLOG


Pada part ini sy akan mulai menceritakan tentang promil pada suami sy. Sebagaimana yg sy sampaikan di part sebelumnya bahwa promil dilakukan oleh kedua belah pihak. Bukan hanya pihak wanita sj karena kehamilan dapat terjadi atas kerja sama dua belah pihak yaa 😂. Kalau istri belum hamil, mohon maaf para tetangga yg suka berisik, belum berhasilnya suatu kehamilan bukanlah semata-mata karena ada masalah pada wanita saja (mohon dicatat nggih 😎). Kehamilan bisa terjadi karena, selain kondisi reproduksi yg sehat dari pihak wanita dan pria, tentunya perlu ridho dan izin-Nya, selaku Sang Maha Pencipta.

Oke, setelah sy selesai terapi dengan segala macam regulasi hormonal dan stimulasi ovulasi, suami mulai periksa ke Androlog (Sp.And) untuk menyelesaikan masalah leukositosisnya. Tanggal 14 Agustus 2019, kami berkonsultasi dg dr. Seso Sulijaya Suyono, Sp.And di RSKIA Sadewa. Oiya ruang periksa untuk poli Andrologi ada di Klinik IVF RSKIA Sadewa yaa, gedungnya ada di bagian belakang RS gitu, gedung baru. Kesan pertama melihat dr. Seso ”charming dan ramah”. Beliau beneran masih muda, cocoklah untuk konsultasi lebih santai.

Pertama-tama kami menyodorkan semua hasil analisa sperma (AS) dari awal hingga yang terakhir yg sempat kami konsulkan ke dr. Agung. Kemudian beliau mengamati adanya leukosit dan konsentrasi sperma yg fluktuatif dari hasil AS suami sy. Fluktuatif di sini maksudnya, pemeriksaan tgl sekian konsentrasi sangat tinggi, kemudian cukup, dan ada yg konsentrasinya rendah. Lalu dr. Seso melakukan pemeriksaan fisik ke suami sy dg cara melakukan inspeksi (observasi) dan palpasi (rabaan) pada area buah zakar dan sekitarnya. Selama proses pemeriksaan fisik, suami diminta berdiri, melepas celana dalam, kemudian diminta untuk bernafas biasa kemudian mengejan (kalau gak salah inget disuruh mengejan/valsalva maneuver). Hasilnya bgmn? dr. Seso mengatakan teraba semacam ”cacing” di kedua sisi bagian atas buah zakar. Lalu sy diminta juga untuk melakulan rabaan agar mengetahui ”cacing” tsb. Sy merasa benar itu teraba seperti ”cacing”.

Apaan tuh ”cacing”? Oke, dr. Seso menjelaskan kemungkinan suami sy mengalami varikokel bilateral (kedua sisi) dari hasil palpasi tsb. Namun untuk memastikannya perlu pemeriksaan lebih lanjut. Varikokel itu apa sih? Varikokel merupakan kondisi dimana terjadi pembengkakan pembuluh darah vena di kantong zakar. Seharusnya pembuluh darah vena ini normal-normal aja, tp pada kondisi varikokel, ada pembengkakan gitu, dan saat dilakukan pemeriksaan fisik teraba seperti ”cacing”. Yaa kita bisa mengibaratkan ini semacam varises di kaki guys, tp ini varisesnya di buah zakar. Apa saja gejala varikokel? Jujur, suami sy tidak merasakan gejala apa2, tidak terasa nyeri juga di area buah zakar. Tapi dr. Seso menyampaikan ada juga beberapa pasien yg menyampaikan adanya keluhan nyeri. Jika ingin tahu lebih lanjut ttg varikokel bisa googling yaa guys, soalnya kondisi masing-masing pasien berbeda-beda.

Lanjut yaa, suami ditanya juga apakah ada riwayat cidera pada area zakar saat kecil? Suami menjawab tidak ada riwayat tsb. Faktor risiko terjadinya varikokel bisa karena memang bawaan dari lahir, maupun adanya trauma/cidera pada area zakar. Kemudian kami bertanya, bagaimana cara mengobatinya dok? Beliau menyampaikan umumnya varikokel diobati dg operasi. Eits, tp untuk operasi ini perlu beberapa syarat yaa gaes. Jd tidak bisa langsung request untuk operasi hehehe. Oiya, hasil AS yg menunjukkan leukositosis dan fluktuasi konsentrasi sperma bisa juga mengarah ke kondisi varikokel ini. Tp dr. Seso menyarankan suami untuk tetap tenang dulu, karena hasil pemeriksaan baru sampai pada pemeriksaan fisik. Untuk mendiagnosis varikokel perlu pemeriksaan lebih lanjut dg USG testis.

Lalu tindak lanjutnya apa? dr. Seso memberi rujukan ke suami untuk melakukan kultur sperma. Apaan lagi tuh? Jadi kultur sperma ini merupakan salah satu pemeriksaan sperma untuk mengetahui ada tidaknya bakteri/virus/jamur dan uji kepekaan terhadap antibiotik. Tujuannya agar Androlog bisa memberikan terapi antibiotik yg sesuai dg kondisi pasien. Suami dirujuk untuk tes kultur sperma di Lab Prodia Jogja (infonya cuma bisa dilakukan di sana, tapi mohon diupdate mgkin tempat lain sudah ada yg bisa kultur sperma). dr. Seso mencoba akan menuntaskan leukositosis ini dg obat dulu sebelum meminta suami untuk USG testis dll sampai operasi varikokel.

Kami juga menanyakan kira2 tindakan non farmakologi apa yg bisa dilakukan untuk mencegah keparahan dari varikokel ini. Beliau menyampaikan, mgkin tindakan non farmakologi tidak banyak membantu sih. Tapi tidak apa-apa jika mau olahraga, menghindari menggunakan celana yg ketat, mengkonsumsi tauge (tauge mengandung antioksidan, tapi tidak menyembuhkan varikokel yaa).

Sebenarnya penjelasan dr. Seso ini detail dan banyak, tp mohon maaf daya ingat sy kurang baik, jd hanya sy sampaikan hal-hal yg sy ingat sj 😁. Konsultasi pertama dg beliau sepertinya sekitar 35 menit deh karena selain beliau detail dlm menjelaskan, kamipun bisa leluasa bertanya. Selanjutnya suami diminta kontrol kembali setelah mendapatkan hasil kultur sperma.

Biaya periksa di RSKIA Sadewa
Pendaftaran Rp 8.000,-
Konsultasi dan periksa Sp.And Rp 120.000,-
Jasa sarana dan prasarana Rp 50.000,-

To be continued....

Gambar Perbandingan Kondisi Normal dan Varikokel
Sumber: Google

No comments:

Post a Comment